Senin, 21 Desember 2015

CARA MEMBUAT ANALISA KORELASI DAN REGRASI MENGGUNAKAN SPSS

CARA MEMBUAT ANALISA KORELASI DAN REGRASI MENGGUNAKAN SPSS

Sebelum membuat analisa, laptop / komputer harus diinstal SPSS terlebih dahulu. SPSS yang saya gunakan adalah IBM SPSS Statistics 20 [Portable]. Setelah diinstal, lakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Input data ke SPSS.
Ada 2 view dalam SPSS, yaitu Data View dan Variable View. Data di input ke Data View. 

Sementara Variable View digunakan untuk memberi nama variabel. 


2. Langkah selanjutnya yaitu Uji Normalitas. Untuk melakukannya, pilih menu Analyze, kemudian pilih Descriptive Statistics, lalu Explore.


Setelah muncul kotak dialog, pindahkan variabel Nilai Impor dan Pendapatan Nasional ke kotak Dependent List. Kemudiakn klik Plots. Lalu aktifkan box Normality plots with tests, klik Continue lalu OK.




Ini hasil Uji Normalitas

3. Tahap selanjutnya adalah tahap analisis. Pilih menu Analyze, lalu Correlate dan klik Bivariate.


Setelah muncul kotak dialog, pindahkan variabel Nilai Impor dan Pendapatan Nasional ke kotak Variables. Aktifkan box Pearson dan klik OK.



Ini hasil analisis Korelasi Pearson

4. Untuk melakukan analisis Korelasi Spearman, caranya sama seperti melakukan analisis Korelasi Pearson. Hanya saja, box yang diaktifkan saat kotak dialog muncul adalah box Spearman. Kemudian klik OK.



Ini hasil analisis Korelasi Spearman

5. Untuk melakukan analisis Korelasi Partial. Pilih menu Analyze, lalu Correlate dan klik Partial. 


Setelah muncul kotak dialog, pindahkan variabel Nilai Impor dan Pendapatan Nasional ke kotak Variables, dan variabel Tahun ke kotak Controlling for. Klik OK.



Ini hasil analisis Korelasi Partial

6. Selanjutnya yaitu analisis Korelasi Ganda. Karena tidak ada menu khusus korelasi ganda di SPSS, maka menggunakan regresi. Pilih menu Analyze, lalu Regression dan klik Linear. 


Setelah muncul kotak dialog, pindahkan variabel Nilai Impor ke kotak Dependent dan variabel Pendapatan Nasional ke kotak Independent(s). Lalu klik OK.



Ini hasil analisis Korelasi Ganda

7. Tahap selanjutnya yaitu analisis regresi. Untuk melakukan analisis Regresi Sederhana, pilih menu Analyze, lalu Regression dan klik Linear. 


Setelah muncul kotak dialog, pindahkan variabel Nilai Impor ke kotak Dependent dan variabel Pendapatan Nasional ke kotak Independent(s). Klik OK.



Ini hasil analisis Regresi Sederhana

8. Untuk melakukan analisis Regresi Ganda. Pilih menu Analyze, lalu Regression dan klik Linear. Setelah muncul kotak dialog, pindahkan variabel Tahun ke kotak Dependent, sedangkan variabel Nilai Impor dan Pendapatan Nasional ke kotak Independent(s). Klik Statistics. Aktifkan box Collinearity diagnostics dan klik Continue. Klik OK.



Ini hasil analisis Regresi Ganda

NB : Setiap selesai melakukan analisis, hasil analisisnya di save. Setelah semuanya selesai, data yang diinput pertama kali juga di save.

sumber. http://dianindahlestari41.blogspot.co.id/

Statistik Deskriptif dengan SPSS

Statistik Deskriptif dengan SPSS

Statistik selalu digunakan ketika parameter yang menggambarkan karakteristikpopulasi tidak diketahui. Statistik  akan mengambil sebagian (kecil) dari populasi untuk dilakukan pengukuran, kemudian hasil pengukuran tersebut dijadikan sebagai kesimpulan terhadap keseluruhan populasi. Sebagian (kecil) dari populasi tersebut dinamakan sampel. Ibarat kita ingin mengetahui rasa sepanci sayur asam, kita tidak perlu menenggak satu panci tapi cukup mencicipinya sebanyak satu sendok.
Terdapat dua jenis statistik yang digunakan ketika penelitian, yaitu:  statistik deskriptif  (descriptive statistics) dan statistik inferensi (inferential statistics). Statistik deskriptif  hanya menggambarkan data atau seperti apa data ditunjukkan, sementara statistik inferensi mencoba untuk mencapai  kesimpulan (bersifat induktif) dari data dengan kondisi yang lebih umum (Trochim, 2006), misal: point estimationconfidence interval estimation,hypothesis testing.
Statistik deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga menaksir kualitas data berupa jenis variabel, ringkasan statistik (mean, median, modus, standar deviasi, etc), distribusi, dan representasi bergambar (grafik), tanpa  rumus probabilistik  apapun (Walpole, 1993; Correa-Prisant, 2000; Dodge, 2006). Pada SPSS, analisis statistik deskriptif dilakukan dengan meng-klik menu Klik[Analyze] -> [Descriptive Statistics], kemudian terdapat pilihan: Frequencies,DescriptivesExploreCrosstabs, dan Ratio. Dalam penelitian-penelitian, perintah-perintah ini sering diabaikan karena memang dalam beberapa fungsi analisis lain sudah otomatis tercantum analisis deskriptifnya.
Dengan data sebagaimana ditunjukkan Tabel 1 di bawah ini, kita akan mempraktekkan operasi submenu FrequenciesDescriptivesExplore, danCrosstabs. Fungsi Ratio tidak akan dibahas karena bagi saya; yang belajar di SPSS 11, ini tergolong baru  :) , fasilitas Ratio mulai diperkenalkan pada SPSS versi 11.5, pada dasarnya berfungsi menyediakan ringkasan statistik yang berupa rasio-rasio.
Tabel 1
Data Nilai Mahasiswa (bukan data sebenarnya)
NamaUsiaJenis KelaminNilai APKNilai PPCNilai PLO
Suhairi20Laki-Laki805070
Ambon21Laki-Laki707090
Astri22Perempuan608070
Henri21Laki-Laki809060
Yugos22Laki-Laki906070
Muji19Perempuan708080
Tatang20Laki-Laki607040
Ferdi21Laki-Laki609060
Arsyad21Laki-Laki707040
Fauzan21Laki-Laki908060
*) Laki-Laki (Value: 1), Perempuan (Value: 2)
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah meng-entry data, tentunya anda perlu paham dasar-dasar SPSS (silahkan baca posting sebelumnya yang berjudul: Dasar-Dasar SPSS). Entry data dilakukan pada tab sheet Data View setiap baris mewakili  satu responden, sedangkan setiap kolom mewakili  satu variabel, dalam kasus ini variabelnya adalah: Nama, Usia, Jenis Kelamin, Nilai APK, Nilai PPC, dan Nilai PLO. Berikut langkah-langkah entrydatanya:
  • Masukkan variabel: Nama untuk “Nama”, Usia untuk “Usia”, Genderuntuk “Jenis Kelamin”, APK untuk “Nilai APK”, PPC untuk “Nilai PPC”, dan PLO untuk “Nilai PLO” pada kolom Name pada tab sheet [Variable View].
  • Berilah label untuk masing-masing variabel dengan menuliskannya pada kolom LabelUsiaJenis KelaminNilai APKNilai PPC, dan Nilai PLO. Hal ini berarti: variabel Gender mempunyai label “Jenis Kelamin”, variabel APK mempunyai label “Nilai APK”, dan seterusnya.
  • Untuk variabel Gender pada kolom Values, definisikan Value: 1 = Laki-laki dan Value: 2 = Perempuan.
  • Untuk variabel Nama (baris pertama ) pada kolom Type, ubah tipe data menjadi String.
  • Pada kolom Decimals isi nol untuk semua variabel.
  • Untuk kolom lainnya seperti WidthMissing, dan Columns biarkan tetapdefault SPSS.
  • Jangan lupa ”save”  atau tekan Ctrl + S. Secara default SPSS akan memberi nama file: data_1.sav, saya merubah nama file menjadieRiskProject_1.sav.
spss-desc-1
Gambar 1. Entry Variabel pada Tab Sheet Variable View
  • Kemudian klik tab sheet [Data View] dan mulailah meng-entry data seperti yang diperlihatkan Gambar 2 di bawah ini.
spss-desc-2
Gambar 2. Entry Data pada Tab Sheet Data View
  • Untuk melihat hasil definisi Value pada variabel Gender, klik ikon Label pad Toolbars, variabel Gender akan terdefinisi menjadi laki-laki dan perempuan, tidak lagi berisi angka 1 dan 2.
  • Selanjutnya, kita ingin menjumlahkan nilai APK, PPC, dan PLO, Klik menu [Transform] –> [Compute], muncul dialog box Compute Variable.
  • Buatlah variabel baru dengan nama “total” untuk menempatkan hasil penjumlahan nilai APK, PPC, dan PLO, caranya: tuliskan “total” padaform Target Variable. Kemudian Klik [Type & Label], beri label “Nilai Total“.
  • Ketik “APK + PPC + PLO” (sesuai nama variabel dan perintah penjumlahan ) pada form Numeric Expression. Anda juga dapat menggunakan tombol-tombol yang tersedia pada dialog box, lihat Gambar 3.
spss-desc-3
Gambar 3. Contoh Perintah Penjumlahan pada Dialog Box Compute Variable
  • Klik [OK]. Pada Data View akan muncul variabel baru dengan nama “Total” (lihat Gambar 4).
spss-desc-4
Gambar 4. Output dari Perintah Penjumlahan pada Dialog Box Compute Variable
Setelah data di-entry, selanjutnya memulai menggunakan perintah-perintah statistik deskriptif. Tahap pertama adalah menggunakan perintahFrequencies.

1. Frequencies

Perintah Frequencies digunakan untuk memperoleh jumlah pada nilai-nilai sebuah variabel tunggal. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
  • Klik menu [Analyze] -> [Descriptive Statistics] -> [Frequencies].
  • Muncul dialog box Frequencies. Klik “Jenis Kelamin [Gender]” ‐> klik (>) , (untuk memasukkan variabel Jenis Kelamin ke formVariables(s). Kita akan menganalisis variabel Jenis Kelamin.
  • Jangan lupa centang Display frequency tables.
spss-desc-5
Gambar 5. Dialog Box Frequencies
  • Agar menampilkan representasi bergambar (grafik), klik [Charts], maka akan muncul dialog box Frequencies: Charts. Saya memilih Bar chartspada form Chart Type. Pada form Chart Values , saya memilihPercentages (Lihat Gambar 6).
spss-desc-6
Gambar 6. Menampilkan Bar Charts pada Dialog Box Frequencies: Charts
  • Kemudian klik [Continues] untuk kembali ke dialog box Frequencieslalu klik [OK] maka muncul jendela SPSS Viewer  yang menunjukkan hasil analisis frekuensi (lihat Gambar 7).
spss-desc-7
a) Sebelah kiri adalah Outline view dalam bentuk tree files, fungsinya sebagai navigasi dalam melihat outputanalisis.
b) Sebelah kanan adalah Display output, fungsinya menampilkan seluruh hasil analisis yang telah kita lakukan.
Gambar 7. Display Output pada SPSS Viewer
Pada Gambar 7 terlihat hasil analisis SPSS, di mana pada tabel pertama N Valid = 10 yang menunjukkan jumlah responden 10 orang dan N Missing = 0 yang berarti tidak ada data yang hilang (missing). Pada tabel yang kedua terlihat hasil analisis Frequencies terhadap variabel Jenis Kelamin, di mana jumlah responden laki-laki 8 orang (80%) dan responden perempuan ada 2 orang (20%). Jika scroll digeser ke bawah akan terlihat Bar Chart (lihat  Gambar 8) yang menunjukkan visualisasi jumlah responden laki-laki dan perempuan.
spss-desc-8
Gambar 8. Bar Chart
Perhatikan kriteria “laki-laki” dan “perempuan“, ini merupakan hasil definisi value variabel Gender pada kolom Values, di mana Value: 1 = Laki-laki dan Value: 2 = Perempuan. Jika definisi value diabaikan maka pada bar chart maupun tabel analisis yang terlihat bukan laki-laki dan perempuanmelainkan 1 dan 2. Begitu juga judul tabel dan judul histogram: “jenis kelamin“, ini merupakan hasil dari proses label yang telah kita lakukan untuk variabelGender. Fungsi label ini bermanfaat untuk para pembaca analisis, misal penguji pada sidang Tugas Akhir / Skripsi. Selanjutnya adalah penggunaan perintahDescriptives.

2. Descriptives

Dengan menggunakan data sebelumnya langkah-langkah perintah Descriptivesadalah sebagai berikut:
  • Klik menu [Analyze] -> [Descriptives Statistics] -> [Descriptives].
  • Muncul dialog box Descriptives. Masukkan variabel yang akan dianalisis ke form Variables(s). Untuk melakukan setting optional klik[Options].
  • Muncul dialog box Descriptives: Options. Centang analisis yang diperlukan. Dalam hal ini pilihannya adalah: MeanStd. deviation,MinimumMaximumKurtosisSkewness, dan pada form Display Order centang Variable list.
spss-desc-9
Gambar 9. Langkah-Langkah Descriptives Statistics
  • Klik [Continue] dan [OK]. Hasil analisis akan terlihat seperti tabel yang ditunjukkan Gambar 10 di bawah ini:
spss-desc-10
Gambar 10. Output Descriptives
Tabel output di atas menunjukkan jumlah pengukuran (N), nilai minimum (Minimum), nilai maksimum (Maximum), nilai rata-rata (Mean), standar deviasi (Std.), Skewness, dan Kurtosis dari masing-masing variabel. Nilai skewness merupakan ukuran kesimetrisan histogram, sedangkan kurtosismerupakan ukuran datar atau runcingnya histogram. Idealnya nilai skewness dan kurtosis pada distribusi normal adalah nol. Oleh karena itu:
  • Jika nilai skewness positif maka distribusi data “miring ke kiri distribusi normal” (ada frekuensi nilai yang tinggi di sebelah kiri titik tengah distribusi normal), sebaliknya apabila skewness negatif maka distribusi data ”miring ke kanan distribusi normal” (kiri bagi kita yang melihatnya).
  • Jika nilai kurtosis positif maka distribusi data “meruncing” (ada satu nilai yang mendominasi), sebaliknya apabila Kurtosis Negatif maka distribusi data “melandai” (varians besar).
Perhatikan Gambar 10 di atas, variabel Usia memiliki skewness negatif dan kurtosis positif, artinya distribusinya “miring ke kiri distribusi normal” dan “meruncing”. Pada variabel nilai APK, nilai skewness positif dan nilai kurtosis negatif, artinya distribusinya “miring ke kanan distribusi normal” dan “melandai”. Sebagai pembuktian, buat histogram untuk variabel Usia dan Nilai APK. Berikut caranya:
  • Klik menu [Graphs] -> [Histogram], maka muncul dialog boxHistogram.
  • Pilih variabel Usia dan masukkan dalam form Variable.
  • Centang Display normal curve, untuk memperlihatkan kurva normal.
  • Selanjutnya klik [OK].
Lakukan langkah yang sama untuk variabel nilai APK. Hasilnya bisa dilihat pada Gambar 12.
spss-desc-11
Gambar 11. Menampilkan Histogram bersama Kurva Normal
spss-desc-12
Gambar 12. Analisis Skewness dan Kurtosis pada Histogram
Gambar 12 di atas menunjukkan histogram untuk variabel Usia  memiliki distribusi “miring ke kiri distribusi normal” karena nilainya skewness negatif  dan “meruncing” karena nilai kurtosis positif. Sebaliknya, histogram untuk variabel Nilai APK  memiliki distribusi “miring ke kanan distribusi normal” karena nilainya skewness positif  dan “melandai” karena nilai kurtosis negatif. Di sini, anda bisa menentukan apakah distribusi tersebut normal atau tidak. Anda bisa saja menyatakan normal, karena menyerupai bentuk lonceng tetapi agak serong, tapi  orang lain mungkin akan menyatakan tidak normal karena jauh dari bentuk lonceng. Jika sulit mengambil keputusan, silahkan lakukan pengujian normalitas yang lebih advance, misal dengan Uji Kolmogorov-Smirnov. Selanjutnya, kita masuk pada penggunaan perintahExplore.

3. Explore

Perintah Explore digunakan untuk membandingkan antara dua atau lebih kelompok dengan satu  variabel. Sebagai contoh, jika kita menggunakan Jenis Kelamin sebagai variabel independen; variabel ini mendefinisikan kelompok (Laki-Laki dan Perempuan), kemudian membandingkannya dengan variabel lain, seperti Usia. Perintah Explore; contoh  dalam kasus mean, akan menghasilkan  berapa rata-rata usia laki-laki dan berapa rata-rata usia perempuan.  Ukuran-ukuran yang dihasilkan perintah Explore  antara lain: ukuran-ukuran pemusatan data (mean dan median), ukuran penyebaran(range, interquartile range, standar deviasi, varians, minimum, dan maksimum), ukuran kurtosis, dan skewness.
Berikut langkah-langkah perintah Explore:
  • Klik menu [Analyze] -> [Descriptives Statistics] -> [Explore].
  • Muncul dialog box Explore.
    • form Factor List, isi: variabel Jenis Kelamin.
    • form Dependent List, isi: variabel UsiaNilai APKNilai PPC,Nilai PLO, dan Nilai Total.
  • Form Display ada tiga pilihan BothStatistics, dan Plots. Saya hanya memilih [Statistics].
    •      Klik [Plots] bila perlu grafik boxplot.
    •      Klik [Statistics] bila tidak perlu grafik boxplot.
    •      Klik [Both] bila perlu keduanya.
  • Terakhir klik [OK].
spss-desc-13
Gambar 13. Dialog Box Explore
spss-desc-14
Gambar 14. Contoh Output Explore untuk Variabel Usia
Selanjutnya, kita masuk pada penggunaan perintah Crosstabs.

4. Crosstabs

Jika perintah Frequencies digunakan untuk memperoleh jumlah pada nilai-nilai sebuah variabel tunggal, perintah  Crosstabs digunakan untuk memperoleh jumlah pada nilai-nilai lebih dari satu variabel. Apabila analisis statistik deskriptif sebelumnya mengolah data secara keseluruhan dalam setiap variabel dengan menghitung perhitungan statistik seperti Mean, Standar deviasi, Kurtosis, etc. Pada Crosstabs, setiap nilai pada variabel yang dianalisis dijabarkan jumlahnya, dengan begitu kita dapat mengetahui berapa jumlah subyek laki-laki yang berusia 19 tahun, 20 tahun, dst. Deskripsi data padaCrosstabs akan disajikan dalam bentuk tabel silang (crosstab) yang terdiri dari baris dan kolom.
Berikut langkah-langkah perintah Crosstabs:
  • Klik menu [Analyze] -> [Descriptives Statistics] -> [Crosstabs].
  • Muncul dialog box Crosstabs.
    • form Column(s), isi: variabel Jenis Kelamin.
    • form Row(s), isi dengan variabel yang akan dianalisis, dalam hal ini isi dengan variabel Usia.
spss-desc-15
Gambar 15. Dialog Box Crosstabs
  • Klik pilihan [Display clustered bar charts], pilihan ini untuk menampilkan chart bar dari output.
  • Untuk dialog box [Statistics][Cells], dan [Format] biarkan sesuai dengan default SPSS.
  • Terakhir klik [OK].
spss-desc-16
Gambar 16. Output Crosstabs
spss-desc-17
Gambar 17. Clustered Bar Charts
Statistik deskriptif memberikan informasi inti dari kumpulan data, seperti ukuran-ukuran pemusatan data (mean dan median), ukuran penyebaran (range, interquartile range, standar deviasi, varians, minimum, dan maksimum), ukuran kurtosis, dan skewness serta representasi piktorialnya. Tabel, diagram, dan grafik yang sering ditemukan di majalah dan koran-koran merupakan salah satu contoh penggunaan statistik deskriptif.

sumber: https://eriskusnadi.wordpress.com/2008/12/11/statistik-deskriptif-dengan-spss/

Minggu, 20 Desember 2015

Pengertian SPSS

hei hei. wah masih setia kan sama blog ini :)
Kalau kalian mahasiswa pasti kenal dan butuh software ini.
mari kita perdalam pengetahuan kita tentang SPSS ya.

SPSS adalah software statistik yang dibuat oleh Norman H Nie, Hadlai Hull dan Dale H Bent dari Stanford Uiversity pada tahun 1968. SPSS yang merupakan kepanjangan dari Statistical Package for Social Science, pada mulanya memang digunakan untuk menganalisis data-data sosial kemasyarakatan. SPSS banyak digunakan oleh peneliti pasar, peneliti kesehatan, survey, penelitian pendidikan, pemasaran,
Kelebihan yang dimiliki oleh software SPSS antara lain:
Mampu mengakses data dari berbagai macam format yang tersedia, seperti pada dBase, Lotus, Text file, dll. Sehingga data yang sudah ada dari berbagai format data dapat langsung digunakan untuk dianalisis.
SPSS memberikan tampilan data yang lebih informatif
Memberikan informasi lebih akurat dengan memberikan kode alasan jika terjadi missing data
Mudah digunakan, pengguna tidak perlu belajar bahasa pemrograman
Sedangkan kekurangan dari software SPSS antara lain:
Meskipun tergolong program yang mudah digunakan, namun untuk dapat menjalankan program ini, pengguna minimal harus mengatahui dasar ilmu statistik terlebih dahulu
Berkembangnya versi terbaru dengan cepat dan tampilan secara fisik yang terkadang berbeda dengan versi yang lama membutuhkan adaptasi dengan pengguna untuk dapat menjalankan program ini. Dan jangan lupa pilih seri SPSS yang sesuai dengan spesifikasi komputer yang Anda gunakan.
Secara garis besar, cara kerja SPSS terbagi atas 3 tahapan yaitu:
1. Input data
Langkah awal saat mengoperasikan SPSS adalah dengan memasukkan data. Masukkan data dalam Data View, untuk pengaturan dan memberi nama variabel pada Variable View.
2. Proses
Sebelum dilakukan proses analisis data, pastikan bahwa Anda sudah memilih terlebih dahulu jenis analisis yang digunakan untuk mengolah data. Berbagai jenis analisis terdapat pada menu Analyze.
3. Output / hasil analisis
Setelah proses analisis data dilakukan, kemudian akan muncul hasil analisis pada jendela output. Hasil analisis dapat berupa angka yang tersusun dalam tabel maupun grafik sesuai jenis analisis yang digunakan.
sumber : http://datastatistik.com/tag/mengenal-apa-itu-spss-jasa-analisis-statistik-di-malang/

Belajar VLOOKUP & HLOOKUP

Hai para pemimpi, kali ini kita akan belajar fungsi vlookup dan hlookup pada ms excel ya. Sudah siap ntuk belajar ?? oke mari kita mulai.

Apa sih fungsi dari Vlookup dan Hlookup ???  Fungsi vlookup dan hlookp merupakan fungsi bantuan references. Lalu apa sih bedanya vlookup dan hlookup ??? Fungsi Vlookup dipakai untuk menghasilkan nilai pada tabel secara vertikal, dan Hlookup tabel secara Horizontal.
paham kan ???

Cara Penlisan / Rumus :

=VLOOKUP(lookup_value,table_array,col_index_num,range_lookup)
=HLOOKUP(lookup_value,table_array,row_index_num,range_lookup)

Dimana:
  • lookup_value: nilai atau sel referensi yang dijadikan kunci dalam pencarian data.
  • table_array: tabel atau range yang menyimpan data yang ingin dicari. Range untuk contoh tabel di atas adalah: A2:C4 (tabel pertama - VLOOKUP) dan B1:D3 (tabel dua - HLOOKUP).
  • col_index_num: nomor kolom yang ingin diambil nilainya untuk fungsi VLOOKUP. Untuk tabel pertama (VLOOKUP): nomor kolom adalah 2, bila ingin mengambil nilai pada kolom Name. Nomor kolom adalah 3, bila ingin mengambil nilai pada kolom Price.
  • row_index_num: nomor baris yang ingin diambil nilainya untuk fungsi HLOOKUP. Untuk tabel dua (HLOOKUP): nomor baris adalah 2, bila ingin mengambil nilai sel pada baris Name. Nomor baris adalah 3, bila ingin mengambil nilai sel pada baris Price.
  • range_lookup: Nilai logika TRUE atau FALSE, dimana Anda ingin fungsi VLOOKUP atau HLOOKUP mengembalikan nilai dengan metode kira-kira (TRUE) atau mengembalikan nilai secara tepat (FALSE)
Table 2 Excel 2007 - VLOOKUP
Penjelasan tabel:
  • Tabel 1 (A1:C4), merupakan tabel yang akan kita ambil datanya.
  • Tabel 2 (A9:D12) memiliki tiga kolom (Customer, Unit, dan Code) yang sudah berisi data. Sedangkan kolom Total akan diisi dengan menggunakan data dari Tabel 1.
  • Kunci (lookup_value) yang digunakan adalah nilai pada kolom Code, yaitu 1002, 1003.

Cara membaca:
  1. =VLOOKUP(1002,$A$2:$C$4,3,FALSE) akan menghasilkan 68,
    yaitu: =VLOOKUP(temukan 1002 yang di C10,pada range A2:C4 di tabel 1, kemudian kembalikan nilai pada kolom 3 baris yang sama, dan kembalikan nilai hanya apabila menemukan 1002 pada tabel 1)
  2. =VLOOKUP(1003,$A$2:$C$4,2,FALSE) akan menghasilkan GHI,
    yaitu: =VLOOKUP(temukan 1003 yang di C11, pada range A2:C4 di tabel 1, kemudian kembalikan nilai pada kolom 2 baris yang sama, dan kembalikan nilai hanya apabila menemukan 1003 pada tabel 1)

Contoh VLOOKUP:

Tiga formula berikut digunakan untuk mengisi sel D10, D11, dan D12 pada kolom Total.
  1. =B10*VLOOKUP(C10,$A$2:$C$4,3,FALSE) akan menghasilkan 340.
    Nilai 340 diperoleh dari 5 x 68. Dimana: B10 = 5, dan fungsi =VLOOKUP(C10,$A$2:$C$4,3,FALSE) yang mengembalikan nilai 68.
  2. =B11*VLOOKUP(C11,$A$2:$C$4,3,FALSE) akan menghasilkan 320.
    Nilai 320 diperoleh dari 10 x 32. Dimana: B11 = 10, dan fungsi =VLOOKUP(C11,$A$2:$C$4,3,FALSE) yang mengembalikan nilai 32.
  3. =B12*VLOOKUP(C12,$A$2:$C$4,3,FALSE) akan menghasilkan 544.
    Nilai 544 diperoleh dari 8 x 68. Dimana: B12 = 8, dan fungsi =VLOOKUP(C12,$A$2:$C$4,3,FALSE) yang mengembalikan nilai 68.

Contoh-contoh HLOOKUP:

Table Excel 2007 - HLOOKUP
=HLOOKUP(B1,$B$1:$D$3,2,FALSE) akan menghasilkan XYZ

=HLOOKUP(B1,$B$1:$D$3,3,FALSE) akan menghasilkan 33

Nah gimana sudah agak paham atau belm paham ?? hehehe
selamat belajar :) nantikan ttorial berikutnya
smber: http://www.computer1001.com/2010/11/cara-menggunakan-fungsi-vlookup-dan.html